Header Ads

anigif
Breaking News
recent

Primadona Kecantol Kenikmatan Si Gembel

Primadona Kecantol Kenikmatan Si Gembel
Primadona Kecantol Kenikmatan Si Gembel

Asikqq - Sosok cewek cakep muncul dari balik pintu mobil jazz merah hati dihalaman parkir kampus fakultas ekonomi, bodynya it’s ok , tinggi semampai dengan rok diatas lutut yang memperlihatkan kemulusan pahanya berjalan dengan langkah seksi menuju kerumunan cewek-cewek yang asyik ngobrol sambil cekikikan, pandangan cowok-cowok yang lagi kongkow-kongkow tertuju pada sosok seksi itu, mulut ternganga mengagumi kencantikannya.

Gileeeeeee, bening banget nih cewek, puji cowok-cowok yang ngiler keblinger memperhatikan barang bagus yang lagi berjalan.

” Hai teman-teman….!!!,” sapa sosok cewek tadi sambil ikut gabung dikerumunan beberapa cewek yang lagi asyik ngobrol.
” Hai Agnes..!!!,” sambut kerumunan cewek-cewek.

Ya, itulah Agnes dengan nama lengkap Agnes Paramitha Handayani, seorang mahasiswi semester 5 jurusan ekonomi.

Dia adalah primadona kampus sekaligus seorang model. Hampir semua cowok kampus pada naksir, wajar dan alami karena ceweknya bening banget. Tapi tak satupun dapat merebut hatinya. Karena kejombloannya, dikampus berkembang kasak-kusuk gosip bahwa pacar agnes mungkin ada diluar kota ato luar negeri, istri simpanan orang kaya dan yang paling ekstrim ada yang bilang kalo Agnes lesbian, gila tuh gosip. Namanya juga gosip, semakin digosok semakin sip.

Semua gosip ditanggapi oleh Agnes dengan hanya senyum. Sering Sherly temen deketnya bertanya :

” Siapa sih nes pacar kamu ?.” Jawabannya selalu:
” ngak punya”. Soal pacaran sih udah pernah dialami 2 kali, semuanya dia putusin tanpa sebab dan alasan.

Agnes menjalani pacaran dengan cowok hanya sekedar suka dengan cowok yang dipacari tapi tanpa dasar cinta. Belum pernah dia mengalami yang namanya jatuh cinta yang katanya membuat sang pujaan terbayang dipikiran terus, membuat orang merasakan kangen berat, rasanya ingin selalu dekat. Nah itu yang belum dia rasain, gimana sih rasanya ngagenin seseorang. Hal itu sama sekali belum pernah dia rasakan.

Mobil yang ia kendarai agak oleng, bagian belakang terasa kelojotan lalu ia menepi kepinggir jalan, begitu turun dilihatnya ban belakang gembos, ”gawat nih, bocor” keluhnya dalam hati. Agnes berencana mo minta tolong orang yang lalu lalang dijalan, belum sempat minta tolong tiba-tiba disampingnya ada cowok dengan sepeda butut warna hitam menawari jasa menolong Agnes. ” Bannya bocor ya mbak, boleh saya tolong.” tegur cowok itu dengan ramah. So pasti Agnes ngak nolak, emang ini yang ditungguin. ”Boleh mas” sahut Agnes.

” Punya ban serep ama dongkrak trus kunci-kunci,” tanya cowok tersebut
” Ada mas,” sahut Agnes lalu membuka jok belakang mobil.

Cowok itu lalu mengambil ban serep selanjutnya dongkrak dan box tempat kunci-kunci. Selama cowok itu ngerjain ban mobil, Agnes sempat agak terheran-heran mengamati wajah cowok sipenolong dari samping. Rasanya dia pernah liat tuh cowok, tapi dimana ? kalo ngak salah dikampus tempat kuliahnya. Yaa bener dikampus, kalo ngak salah ada cowok satu-satunya dikampus kalo kuliah pake sepeda butut. Ngak salah lagi deh, pasti bener nih cowok satu kampus dengan dirinya, cuman semester dan jurusannya yang ngak tau.

Sambil termenung menebak-nebak cowok penolong dia dikagetkan suara cowok misterius :

” Beres mbak…!!!.”
” Ooh ii…yaa, makasih atas bantuannya mas ,” ujarnya agak terbata karena kaget.

Lalu Agnes membuka tas tentengnya mengeluarkan uang dan diberikan ke cowok sipenolong.

” Makasih mbak, ngak usah repot-repot,” jawab cowok sipenolong sambil ngambil sepeda butut yang diletakkan disamping mobilnya, langsung ngeloyor pergi. Baik bener nih cowok, bisik hati Agnes.

Jam 7 pagi Agnes udah dikampus, tumben pagi amat datang padahal jadwal kuliahnya nanti jam 11 siang. Entah kenapa hari ini Agnes ingin cepat-cepat kekampus, ia ingin memastikan pikirannya kalo cowok yang nolongnya itu kuliah di fakultas ekonomi. Ia tetap didalam mobil memperhatikan cowok cewek kampus yang datang. Lama ia mengamati, cowok yang ditungu ngak nongol-nongol, Agnes sempet kesel juga dengan kelakuannya yang rada aneh, kenapa dirinya hari ini mau-maunya jadi seorang spionase gara-gara tuh cowok. Dan Agnes tersenyum sendiri atas keanehannya.

Sekitar jam 10.15 mata Agnes terbelalak senang, yang ditungu-tunggu datang. Diamati sosok cowok sedang ngenjot sepeda butut dengan celana blue jean belel dan bolong didengkul, tas kain terselempang di bahu serta pake topi ngak kalah belel nya dengan celana, perlahan menuju tempat parkir, lalu ia turun menyandarkan sepeda dipohon waru besar yang diperkirakan berumur 40 tahun. Cowok itu berjalan dengan cuek tanpa tengok kanan kiri menuju kantin, cepat-cepat Agnes turun dari mobil menuju kantin.

Dikantin Agnes celingak-celinguk mencari keberadaan cowok misterius, dilihatnya sang cowok ada dipojok meja kantin duduk sendirian sambil asyik makan pisang goreng dan teh botol. Agnes menuju pantri kantin mengambil aqua botol lalu menghampiri cowok misterius dan duduk didepannya. Mata cowok-cowok yang ada dikantin pada ngiri ngeliat Agnes duduk didekat cowok misterius.

” Hai, makasih atas bantuannya kemaren,” sapa Agnes
” Hai juga,” sahutnya agak cuek sambil masih makan pisang goreng.
” Aku Agnes ,” Agnes memperkenalkan diri sambil menjulurkan tangannya
” Heru,” sahutnya menyambut salaman tangan Agnes masih sambil tetap makan pisang goreng.
” Kuliah disini ya,” sambung Agnes
” Ya,” Jawabnya pendek
” Semester berapa?” tanya Agnes mencoba mengakrabkan diri.
” Tujuh,” jawabnya singkat. Ternyata Heru kakak tingkatnya. Dan dugaannya bener kalo dia satu kampus dengan dirinya.
” Jurusannya ?” tanya Agnes lagi, dia sendiri bingung kenapa kog mau tau tentang cowok aneh ini.
” Akuntasi,” jawabnya singkat lagi
” Sama dong, padahal kita satu kampus kog jarang ketemu ya,” lanjut Agnes untuk mengakrabkan diri
” Sebab kita satu jurusan jadi sama-sama belajar angka hitungan yang selisih terus susah balancenya.”

Agnes tersenyum mendengar jawaban Heru, dia tau maksudnya jarang ketemu karena mata kuliah yang diambil berbeda dengan jadwal berbeda pula meskipun ada yang sama jam kuliahnya. Lumayan jawaban yang agak panjang artinya dia ngak cuek lagi.

” Tapi sekarang balance kan.”
” Ya sih tapi masih perlu diaudit lagi apakah balance nya sekedar cuman dipaskan aja,”
” Ngak capek kuliah pake sepeda,” tanya Agnes mengalihkan topik obrolan
” Ngak, malah enakan naik sepeda daripada naik mobil, lebih sehat dan lebih capek naik mobil.”
” Kog bisa gitu ?”
” Iya dong, kalo sepeda bannya gembos enak didorong, kalo mobil bannya gembos, capek deh,” jelas Heru.

Agnes tersenyum lagi mendengar omongan Heru

” Naik mobil kan tinggal injak gas udah beres, kalo sepeda kan harus ngegenjot dulu.”
” Gini deh, Agnes pilih, enakan dinjak ato di genjot.”

Ngak nyadar Agnes tertawa cekikan mendengar omongan Heru. Cowok-cowok yang ada dikantin pada memperhatikan tawa Agnes yang membuat mereka tambah iri melihat keakraban mereka berdua. Dalam hati mereka, kenapa cowok gembel yang satu ini yang dideketin Agnes.

” Udah ya nes, aku duluan,” Heru pamit pada Agnes lalu keluar kantin.
” Silahkan, makasih ya atas bantuannya,” jawab Agnes.

Agnes hari ini perasaannya sudah lega, karena dia ngak lagi penasaran ama tuh cowok. Tapi diam-diam ia mengagumi cowok ini, biasanya kalo ia ngobrol dengan cowok kampus, mereka selalu ingin berlama-lama ngobrol dengannya. Tapi yang ini enggak. Malah duluan ngeloyor pergi. Besoknya Agnes pagi-pagi lagi datang kekampus, ia nuggu Heru datang, ia ingin sekali lebih lama ngobrol dengan cowok aneh ini. Entah mengapa hatinya ingin dekat dengan cowok aneh itu.

Hari ini jam 11 siang Agnes ada jadwal fashion show di hall room hotel Grand Adelia sebuah hotel bintang lima, ia bergegas menaiki mobilnya, sekarang sudah jam 8.30 sedangkan peragawati harus datang minimal 2 jam sebelum acara untuk dirias dan mencocokan busana yang akan diperagakan. Begitu sampe dihotel, Agnes berlari kecil menuju belakang panggung, disana teman-teman sesama peragawati udah pada ngumpul dan dirias. ” Sorry mbak agak lat,” sapa dia ke mbak Yani yang merupakan manager agencynya.

” Ngak pa pa nes, masih sempet kog,” jawab mbak Yani maklum
” Makasih mbak.”
” Oh ya nes, kamu dan lia ada tugas khusus.”
” Tugas khusus apa mbak.”
” Gini nes, hari ini ulang tahun ke 4 hotel ini, sebelum fashion ada acara sambutan pemilik hotel yang sekaligus manager hotel, setelah sambutan ada acara potong tumpeng.”
” Trus mbak?”
” Nanti lia memandu manager hotel memotong tumpeng dan kamu menyiapkan piring yang akan dipake meletakkan potongan nasi tumpeng lalu kamu suapkan secara perlahan ke mulut manager,” jelas mbak yani
” Siap mbak.”
” Tolong panggil lia, kita kepanggung,” ajak mbak Yani yang akan memberi arahan acara potong tumpeng.

Agnes dan Lia berdiri diatas panggung disamping meja tempat nasi tumpeng yang ditata begitu indah, pastilah bagus, namanya juga hotel bintang lima so pasti kokinya profesional bo.

Acara sudah dimulai dan 2 lagu telah dilantunkan oleh penyanyi, kini tiba saatnya acara sambutan, MC menyebutkan nama manager hotel :

” Kepada bapak Heru Wicaksono dengan hormat kami persilahkan naik panggung untuk memberi sambutan,” Agnes sempat kaget mendengar nama Heru disebutkan, ia teringat akan sosok cowok yang baru dikenal dan menolongnya yang dikampus digelari teman-temannya mahasiswa gembel karena penampilannya acak-acakan.
”Ah, kebetulan aja namanya sama Heru tapi nama belakang Wicaksono kan lain,” pikir Agnes.

Begitu matanya tertuju sosok cowok muda berdiri dari sofa deretan depan dibawah panggung dengan pakain jas warna coklat tua, penampilannya rapi, wajahnya ganteng berwibawa dengan senyum tersunging menambah kegantengannya, tiba-tiba jantungnya berdegup keras dan matanya tidak berkedip memperhatikan sosok cowok yang berjalan menaiki panggung, cowok itu mirip Heru yang barusan dikenalnya. Pak Heru Wicaksono memberi sambutan, mata Agnes terus tak berkedip memperhatikan Pak Heru Wicaksono yang sedang memberi sambutan dengan kata-kata yang enak, santai namun berwibawa menandakan kalo orangnya cerdas.

” Nes, ready,” lia berbisik ke Agnes yang masih terlihat bingung.

Lia memegang tangan Pak Heru Wicaksono yang telah diberinya pisau untuk memotong tumpeng, setelah terpotong bagian atas yang berbentuk kerucut potongan tumpeng diletakkan kepiring yang dipegang oleh Agnes dan tiba saatnya Agnes menyuapkan potongan tumpeng dengan sendok ke Pak Heru Wicaksono. Sempat mata mereka bertatapan sejenak, pak Heru Wicaksono tersenyum dan Agnes membalas senyum dengan dada berdegup. Sendok berisi nasi tumpeng ia suapkan kemulut pak Heru Wicaksono dengan perasaan campur baur ngak karuan, tangannya agak gemetar, Agnes grogi banget dan untung sendoknya ngak jatuh waktu menyuapi pak Heru Wicaksono.

Begitu acara pemotongan tumpeng selesai, Agnes kembali kebelakang panggung dan langsung menuju toilet. Ia termenung ditoilet untuk menenangkan hatinya yang tiba-tiba jadi kisruh ngak jelas juntrungannya. Apakah pak Heru Wicaksono itu adalah Heru si mahasiswa gembel. Entahlah, Agnes bingung sendiri memikirkan sosok Heru. Begitu hatinya rada tenang Agnes menuju ruang ganti baju. Siap melaksanakan tugas profesinya sebagai peragawati. Tiap giliran ia memperagakan busana, saat posisi tidak berlengang lengok dalam posisi diam tepat didepan tengah panggung ia memberi senyum manis kepada pak Heru Wicaksono yang duduk didepan bawah panggung.

Sudah lima hari perasaan Agnes selalu gelisah karena lima hari ini Agnes tidak melihat si gembel. Mau nanya ketemen-temennya Heru ia malu, maka ia hanya diam sambil berharap esok masih ada waktu.

” Nes, beberapa hari ini kog wajahmu murung gitu sih?” tegur Sherly
” Tau Sher, lagi suntuk aja,”
” Suntuk kenapa”
” Tau deh ”

Kalo ditanya gitu, biasanya Agnes cepet-cepet mengalihkan topik obrolan kelain.
Agnes mendadak gembira begitu ia melihat Heru memasuki gerbang kampus, ia bergegas turun dari mobil menghampiri Heru yang lagi markir sepeda bututnya.

” Kemana aja kamu Her, udah lima hari ngak ada,”
” Biasa deh Nes, sibuk ngurusin sawah ”
” Lho, kog ngurusin sawah ?” Agnes nanya sambil kebingungan sendiri mendengar Heru jawab tadi
” Ya iyalah Nes, habis mo ngurusin kamu, ya ngak mungkin lah,”
” Yang bener Her, jangan boong gitu.”
” Apa untung ruginya aku boong ama kamu Nes.”
” Ngak ada sih, tapi aku serius nih.”
” Aku juga serius Nes, ada apa sih, apa perlu bantuan masang ban gembos.”
” Jangan canda terus ah.”
” Habis, aku mo ngomong gimana lagi ”
” Bener kamu ngurusin sawah ? jawab yang jujur Her,”
” Bener, kalo ngak percaya entar kubawah ketempat aku kerja.”
” Kapan?, aku mo buktikan kalo Heru boong.”
” Bulan depan deh, udah ya, entar kita ngobrol lagi, bentar lagi dosen masuk takut ngak keburu.” selesai ngomong gitu Heru ngeloyor pergi, tinggal Agnes yang kebingungan.

Agnes bener-bener dibikin Heru ngak karuan pikirannya, tiap hari menjelang tidur yang dipikirin heru, besoknya Heru, besoknya lagi-lagi Heru. Cape deh. Dan tadi siang Heru minta nomor HP dan alamat rumahnya dan ia meminta Agnes untuk nunguin dirumah. Malam ini yang bertepatan malam minggu ia akan datang mengajak ketempat dia bekerja. Agnes setuju banget karena ia penasaran, disamping itu diam-diam ia menyukai Heru. Ada getar aneh dan rasa senang kalo melihat Heru. Ia duduk diberanda rumah menunggu sepeda butut Heru datang sambil melamun kemana-mana yang topiknya hanya heru, heru dan heru. ”Apakah ini yang namanya jatuh cinta?” bisik hatinya

Agnes terpaku diam, begitu melihat mobil BMW warna hitam memasuki halaman rumah yang sengaja pintu pagarnya dia buka agar tamu yang ditunggu datang tidak repot lagi membuka pintu pagar, yang muncul dibalik pintu adalah si gembel Heru. Matanya terpaku memandang Heru dengan pakaian rapi tapi santai dengan senyumnya yang menawan, begitu tampan bersahaja. Gile, cakep banget si gembel.

” Malam Agnes,” sapa Heru
” Maa..lam,” sahut Agnes luar biasa gugupnya. Heru senyum-senyum memandang Agnes yang terbengong-bengong.
” Masuk Her,” lanjut Agnes begitu bengongnya hilang.
” Makasih, tapi sebentar aja ya, aku kan janji mo bawa kamu ke sawah,” jawab Heru dengan canda
” Ya deh, bentar ya aku pamit dulu ama pembantuku, semua dirumah lagi liburan kepuncak jadi penghuninya kosong tinggal aku ama pembantu,”

Agnes masih tertegun saat memasuki hotel Grand Adelia dan tak terasa tau-tau ia sudah berada disebuah ruangan besar, disitu ada meja kerja besar, sofa, kursi tamu, kulkas besar, dispenser.

” Silahkan duduk Nes, mo minum apa,” kata Heru menyuruh Agnes duduk sambil menawari minuman
” Terserah aja deh,” jawab Agnes. Heru membuka kulkas mengambil beberapa minuman. Agnes hanya terdiam memperhatikan ruang kerja yang besar dan suasananya amat nyaman.
” Di minum Nes,” Heru menawari Agnes yang masih dalam keadaan duduk terpaku
” Makasih Her,” sahut Agnes dengan suara setengah berbisik
” Kenapa bingung Nes,” tanya Heru sambil senyum-senyum memperhatikan Agnes kebingungan
” Jadi yang kamu maksud sawahmu ya disini ini,” tanya Agnes
” Iya, inilah sawahku tempatku bekerja,” jelas Heru
” Kenapa kamu bo’ongin aku Her,” Agnes tiba-tiba merajuk dan ngak nyadar tangannya memukul-mukul dada si gembel.

Heru hanya tersenyum lalu dipegang tangan Agnes dengan lembut agar berhenti memukul kemudian dia mengangkat dagu Agnes dihadapkan kewajahnya sambil berkata :

” hanya Agnes cewek satu-satunya yang pernah aku bawa kesini untuk melihat sawahku.” mendengar kalimat Heru perasaan Agnes berbunga-bunga, senang bercampur baur dengan perasaan tak menentu yang ia sendiri ngak ngerti.

Begitu tergetar hatinya. Matanya menatap sayu kearah mata Heru si mahasiswa gembel yang ternyata adalah Heru Wicaksono. Orang aneh yang menyita pikirannya, ia selalu memikirkan sosok si mahasiswa gembel tiap hari, saat mau tidur, saat bangun tidur dan saat-saat sedang ngak ada kegiatan, lamunannya selalu kesosok aneh ini. Ada suatu kerinduan yang timbul dihatinya. Tanpa disadari bibirnya terasa hangat, begitu merasakan kehangatan bibir cowok gembel, Agnes tidak tahan lagi menahan gejolak cintanya.

Disambutnya ciuman Heru dengan mesra, tangannya melingkar keleher Heru. Mereka berciuman, saling melumat bibir. Ia belum pernah merasakan ciuman yang begitu hangat menggairahkan. Namun saat dia begitu bergairah menyambut ciuman si gembel, Heru melepaskan ciumannya.

Lalu berkata :

” Aku cinta kamu Nes,” bisik Heru mesra dengan tatapan mata yang tajam dimatanya.
” Aku juga Her, aku sayang kamu,” jawab Agnes tersenyum bahagia.

Mereka berciuman kembali, pelukan Agnes makin kuat dileher Heru. Lidah Heru menjelajah kerongga mulutnya, Agnes hanya bisa mendesah. Makin bergelora mereka beradu bibir dan lidah, tangan Heru sambil mencium meraba-raba paha dan payudara montok miliknya, Agnes pasrah karena ia amat sangat menikmati cumbuan Heru. Tangannya sendiri kini ikut aktif meraba-raba gemas punggung dan pantat si gembel.

Ia makin mendesah saat CDnya dielus-elus Heru tepat dimemeknya :

” aaahh….aaahhhh….aaaahhh….!!!” Heru menciumi leher jenjangnya tanpa melepas rabaan maut disekitar selangkangan dan payudara Agnes.

Mereka makin horny. Agnes membiarkan Heru melepas pakaiannya, sedangkan ia sendiri ikut melepas kancing baju Heru. Begitu masing-masing bagian atas terbuka, Heru membaringkan Agnes disofa panjang. Heru terkesima memandang dada Agnes yang mulus indah dihiasi dua gundukan gunung dengan pentil mencuat tegak menantang. Perlahan Heru menciumi gundukan gunung, lalu ia remas hangat, kemudian pentil yang mencuat ia kulum gemas. Agnes makin ngak tahan mendapat cumbuan maut Heru, birahinya makin bergejolak. Ia biarkan Heru menarik rok lalu CDnya. Kini ia telanjang bulat. Ia pasrah, ia sangat menikmati gejolaknya.


Primadona Kecantol Kenikmatan Si Gembel


Heru memainkan vaginanya yang ia jaga keperawanannya, mulut dan lidah Heru terus bermain di labia mayoranya, kemudian clitoris Agnes dijilat, dimainkan dengan lidahnya. Luar biasa sensasi kenikmatan yang dirasakan Agnes. Birahi Heru makin tinggi, lalu ia lepaskan celana dan CDnya dan mereka sama-sama bugil. Heru membalikan posisinya, kini wajahnya menghadap vagina dan Agnes menghadap tongkat Heru. Agnes yang sudah diselimuti napsu birahi, ia raih tongkat Heru lalu ia cium, ia jilati dan ia kulum. Agnes belum pernah melakukan hal ini, tapi ia hanya tau dari film BF yang ia setel dikamarnya. Kini ia langsung praktek, ternyata nikmatnya luar biasa.

Makin rakus aja Agnes melahap tongkat Heru demikian juga Heru makin gila mempermainkan vagina dan penghuninya si kacang kecil.

”Aaaahhh…..aaahhh….oooohhh…oohhhh,” desahan mereka yang digelayuti napsu birahi.

Desahan dan rintihan mereka tak tertahankan lagi, Heru berbalik lagi, kini ia menindih Agnes dan kaki Agnes ia kakangkan, secara perlahan ia gesek-gesekan tongkatnya kebibir vagina dan clitorisnya. Agnes menjerit nikmat : ” Herrr…..terusss….terrruussss!!!” namun tiba-tiba Heru mencabut tongkatnya disaat kepala tongkat masuk vagina. Ia berdiri dan menghentikan aktivitas mencumbu Agnes.

” Ke..napaaaa..Her…?,” tanya Agnes dengan suara ngos-ngosan diliputi birahi tinggi
” Maafkan aku Nes, aku ngak bisa merusak kamu,” ujar Heru sepertinya menyesalkan kelakuannya terhadap Agnes.
” Aku juga Her, aku rela kog perawanku untuk Heru,” Agnes ngomong ngak perduli lagi dengan keperawanannya yang ia jaga selama ini. Ia rela untuk Heru, bukan untuk dua pacarnya yang dulu.

Heru yang begitu ia dambakan, apapun yang ia perbuat ia sangat rela. Ya karena ia telah mendapatkan orang yang bener-bener dicintai bukan sekedar suka.

” Suatu saat nanti kalo kita jodoh, kita akan menikmati cinta kita seutuhnya, saat ini kita cukup menikmati sebatas yang ada tanpa merusak kehormatan kita” Ujar Heru.

Mendengar itu, Agnes agak malu. Luar biasa si gembel ini, begitu bijaksana perkataannya. Disaat napsu laju bergejolak bisa mengerem lajunya. Dan Agnes ngak tahan menahan tangisnya, dipeluknya Heru yang sama-sama masih telanjang, ia menangis sejadi-jadinya.

Ia malu, ia senang, ia bahagia, ia kagum, semua perasaan itu mengaduk menyatu dihatinya. Heru mengelus-elus rambutnya sambil membisikan kata :

” sudah sayang, nanti kalo emang jodoh, begitu kuliahku kelar, Agnes akan kulamar.” Mendengar perkataan itu, Agnes makin memeluk Heru dengan erat seakan takut lepas dari tanggannya.

” Janji yaa, Agnes akan setia nunggu,” bisik Agnes masih terisak. Heru menganguk.

Kampus ekonomi menjadi gempar, heboh luar biasa. Agnes sang primadona kampus telah takluk ditangan si mahasiswa gembel. tiap kuliah tidak lagi naik mobilnya tapi berboncengan sepeda butut dengan si mahasiswa gembel, tangannya selalu melingkar mesra diperut si gembel. Kemana-mana mereka selalu berdua. Tak peduli teman-temannya kebingungan melihat kemesraannya dengan si mahasiswa gembel. Apalagi Sherly temen paling deket. ” Ngak salah pilih kamu Nes,” tanya Sherly. Agnes hanya menjawab pertanyaan Sherly dengan gelengan kepala yang artinya ngak salah pilih. ”Biarin mereka bingung,” bisiknya dalam hati sambil tersenyum bahagia.

No comments:

Powered by Blogger.