Bersetubuh Dengan Tetangga Baru, Nenek Bilah
Bersetubuh Dengan Tetangga Baru, Nenek Bilah |
Asikqq - Kami baru saja pindah ke kawasan itu. Kasawan perumahan yang segala sesuatunya serba sendiri-sendiri. Tak seorang mau mengusik yang lain. Saat aku bersama dua orang buruh mengangkati barang-barang rumah kami, tiba-tiba seorang perempuan setengah baya datang menghampiri dan menegur ayah-ibuku. SEbagai tetangga baru, tentu ayah dan ibu sangat ramah kepada perempuan itu.
Akhhirnya aku memangilnya nenek. Nek Bilah, begitu panggilan kami. Dia seoprang janda beranak empat, kesemuan anak-anaknya sudah berumah tangga. Itu sebabnya dia kami panggil nenek. Anak-anaknya jauh di kota lain. Itu pula sebenya dia mendekatkan diri kepada kami, agar kami tetangganya adalah saudara terdekatnya. Bila ada apa-apa pada si nenek, kami tetangga yang lebih dulu menolongnya.
Aku suka menolongnya menyirami bunga-bunga yang banyak sekali di halaman rumahnya. Anggrek berwarna-warni dengan berbagai jenis. Demikian pula tanaman lainnya. Ibu dan ayahku pun senang melihatku menolongi si nenek yang selalu makai daster di rumah. Umurnya 53 tahun. Tubuhnya masih sehat dan kelihata segar bila dibandingkan dengan teman-temannya sebaya. Setiap dia menggoreng singkong atau membuat kue-kue apa saja, orang yang pertama yang diberikannya adalah aku. Dia tak segan-segan memanggil namaku, kemudian menyerahkan sepiring kue masakannya untk kami cicipi sekeluarga. Ayah dan ibu pun bila membeli kue dari pasar, selalu memberinya, bahkan oleh-oleh setiap kali ibu dan ayahku ke luar kota.
Aku sering kali tidur-tiduran pada gazebo mungilnya di samping rumah sembari membaca buku-bukukuliahku. Biasanya, aku jugamembawa laptop ke gazebo itu. Sore itu, Nek Bilah baru saja usai mandi. Terpancar dari aroma sabun di tubuhnya. Aku masih tiduran di gaezebonya. Terkadang aku hanya melompat pagar saja, kalau aku malas masuk dari gerbangnya. Biasanya si nenek tertawa saja, dan ibuku hanya bilang, hati-hati melompat, nanti terkilir. Kali ini aku sengaja tiduran pakai kain sarung saja dan kaos oblong.
Nek Bilah datang. Dia memijiti betisku pakai vaseline.
"Enak nek, terus dong?" kataku. Ibuku malah nyeletuk dari seberang pagar.
"Enak aja nyuruh orang tua. Kuwalat baru tahu?" kata ibuku.
"Ya.. gak apapalah" Seru nenek menimpali dan meneruskan pijatannya. Nenek memijat betisku dengan seksama. AKu menimatinya. Saat tangannya sampai ke pahaku, aku baru ingat kalau aku tidak memakai celana dalam. Kubiarkan saja, toh, nenek hanya memijat sampai betis saja, pikirku.
Nenek menyingkap sarungku, katanya biar leluasa. Nyatanya, nenek menyingkapnya terlalu tingi sampai ke pantatku. Mungkin nenek mengira aku pakai celana dalam.
Bersetubuh Dengan Tetangga Baru, Nenek Bilah
"Waaaooowww... besar juga punyamu," kata nenek sembari mengelus penisku. Tak kusangka, nenek begitu berani mengelus penisku.
"Emangnya kenapa nek?" kataku.
"Apa sudah pernah dimandiin?"
"Setiap hari ya dimandiin nek<" kataku. "Maksud nenek dimandiin yang lain. Mandi enak..." katanya genit. "Oh... belum. Apa nenek mau memandiinnya?" kataku nakal pula. "Ikh... kamu, kok mau sama nenek-nenek..." katanya. "Nenek dan gadis sama saja. Yang pentingkan rasanya," aku menimpali semakin berani. Nenk Bilah diam. Kontolku terus dielusnya pakai vaseline. Tentu saja semakin keras. "Sudah, sekarang terlentang," katanya.
Aku mengikutinya dan menelentangkan diriku. Nek BIlang kembali memijat pahaku. Gazebonya memang terlindungi oleh pohon-pohon bunga. Jika tak diperhatikan betul-betul dan dengan sunguh-sungguh, tak seorang pun yang tahu, kalau di gazbo itu ada manusia. Termasuk dari rumahku sendiri. Itu pula menyebabkan aku menyenangi gazebo itu tempatku belajar dan mengetik kuliahku di laptopku. Nek Bilang menyingkap kain sarungku sampai ke pusat dan jelas-jelas kontolku beridir dalam elusannya terlihat jelas. "Enak?" Nek Bilang bertanya setengah berbisik. Aku mengangguk. Kulihat Nek Bilang melepaskan celana dalamnya.
Setelah matanya celingak-celinguk ke kiri dan kanan, depan dan belakang, dia menaiki tubuhku dan mengangkangiku. Aku diam saja. Diangkatnya dasternya dan dituntunnya kontolku memasuki lubang memeknya. Sebelumnya dia lumuri vaseline dulu di bibir memeknya. Setelah ujung kontolku kena persis di antara kedua bibir memeknya, dia menekan tubuhnya dari atas, lalu melesatlah kontolku ke dalam memeknya. Terasa hangat di dalam lubang memek nek Bilah. Untuk pertama kali kontolku mengeram dilubang nikmat. Nek Bilah seakan mengurut dadaku. Pintar betul nenek ini bersandiwara memerankan seperti tukan pijat, bisik hatiku. Pantatnya yang besar memenuhi pahaku. Aku memejamkan mataku. Goyangannya semakin menjadi-jadi dan semain cepat. AKu merasa nikmat bukan kepalang.
"Kontolmu memang besar dan panjang. Keras lagi," kata Nek Bilang to the point. Dia tidak memilah kata lagi. Mulutnya mulai cakap kotor. Kontol bagus, katanya setengah berbisik. AKu tak mau kalah. MEmek nenek juga enak, walau sudah tua. Goyangan nenek juga hebat. Kapan saja nenek mau kontolku, nenek boleh kode aku, kataku. Dia tersenyum. Aku kenikmatan dan aku tak mampu berbuat apa-apa selain mendiamkan saja goyangannya. Tiba-tiba croot...crooot...croooooottttt. Sepermaku muncrat memenuhi lubang Nek Bilah. Dia semakin mempercapat goyangannya dan menindihku kuat-kuat dan menicum leherku. Nenek juga sampai.... katanya. Sejak itu, atas sarannya, jika aku mau ke gazebo, tidak boleh pakai celana tapi harus pakai sarung dan tanpa celana dalam. Aku setuju. Sepulang kuliah dan siap makan siang aku dan menggati pakaianku dengan sarung. Kulihat Nek Bilah sembunyi memberi kode dari gazebonya. Aku ambil laptop dan menyeberang.
"Ini, kasi kue ini pada ennekmu," kata ibuku. "AKu lihat tadi Nenek naikbeca keluar. Tapi marilah, nanti kalau pulang keberikan," kataku berbohong pada ibuku. Aku membawa sebungkus kue untuk nek Bilah. Begitu aku masuk ke halaman rumahnya, kulihat nek Sumi merangkak menuju gazebonya. Aku geli melihatnya, nenek-nenek masih merangkak kaya kucing berjalan memekai kedua kaki dan kedua tangannya agar tubuhnya rendah dan tak kelihatan. Nek Bilah sudah pula menambah berbagai tanaman mengelilingi gazebo, hingga gazebo semakin rindang dan susah untuk dilihat.
Begitu akusampai di gazebo, nek Bilah langsung merebahkan tubuhku dan tubuhnya juga tergeletak di sampingku. Dilumurinya kontolku pakai vaselin agar licin dan dia juga melumuri kontolnya pakai vaselin. Maksudnya agar cepat kontolku memasuki lubangnya. Karean lubangnya sudah kering dan sudah menapouse, vaselin sangat membantu. Setelah kontolku keras, dia minta aku menindihnya. AKu menyucukkan kontolku ke vaginanya. "Mau yang lebih enak?" bisiknya padaku. AKu mengangguk. Dia meminta aku mencabut kontolku dari memeknya. Dia mengambil lagi Vaselin dan melumurinya. Lalu dituntunnya kontolku.
"Tekan" katanya. AKumenekan kontolku. Kok sempit sekali. Ternyata kontolku dituntun ke lubang anusnya. Kutekan kuat-kuat secara perlahan, akhirnya kontolku jepit oleh anusnya. Wah... nikmat sekali. Sejak itu, aku lebih sering meminta lubang anus ketimbang lubang memeknya. Akhirnya ada kesepakatan. Setiap selasa, jatrahku lubang memek dan setiap jumat jatahku lubang anus. Terkadang aku yang horny. Jika demikian, aku langsung ke rumah nenek dan sebelumnya aku sudah lebih dulu mengirimkan SMS agar dia siap-siap. Walau bukan selasa atau jumat. Mungkin rabu atau kamis atau hari apa saja. Nek Bilah langsung membuka celana dalamnya dan melumuri lubang anus dan memeknya.
Terserah aku memilihnya mana. Tapi biasanya kalau sudah aku pesan melalui SMS, jatahku adalah lubang memek. Nek Bilah yang lihat dan pandai bermain sandiwara. Ternyata dia seorang aktris. Aktris ngentot.
No comments: